Sedih, pilu dan miris hati …

Posted: Desember 31, 2008 in Islam
Tag:, , , ,

images4

Sedih, pilu dan miris hati ini bila mendengar berita saudara kita di
Palestina yang sekarang ini sedang berjuang untuk mempertahankan
hak-haknya. Hak untuk hidup tenang, aman dan sejahtera di tanah
kelahiran mereka sendiri. Hak untuk tidak diganggu dan hidup bahagia
bersama orang – orang tercinta dan terkasih mereka.

Di Palestina, di mana 70% penduduk terdiri atas kalangan muda, bahkan
anak-anak pun telah mengalami perpindahan, pengusiran, penahanan,
pemenjaraan, dan pembantaian Ada ibu-ibu yang terpaksa harus melahirkan
dalam penjara, ada yang dipenjara dan terpaksa meninggalkan anak-anak
mereka tanpa pengawasan dan perlindungan dari ayah ibu mereka. Dan yang
lebih pilu bila mendengar kisah seorang ibu yang ingin melahirkan tetapi
ia ditahan di tengah jalan oleh tentara-tentara israel yang bidab itu,
mereka menggeledah dan memeriksa baju ibu tadi karena mereka tak percaya
kalo ia sedang hamil dan menyangka kehamilannya hanyalah pura-pura
belaka. Setelah Tentara-tentara Israel mengetahui kehamilan ibu tadi
benar mereka tetap tak mengijinkannya untuk pergi tetapi malah memarahi
dan memukuli suaminya. Saat tentara-tentara Israel la’natullah itu
sedang memeriksa suaminya, rasa sakit ingin melahirkan tak dapat
ditahan, ibu itu merangkak pergi ke balik dinding dekat pos menjauhi
mereka, tidur terlentang diatas tanah dan tak beberapa lama bayinya
lahir tetapi beberapa menit kemudian bayi itu meninggal, persis seperti
hewan saja. Suaminya melihat ia dengan pilu, setelah serdadu-serdau keji
dan la’natullah itu selesai memeriksa ia pun lari menghampiri istrinya
dan membantu istrinya memotong ari-ari bayi mereka dengan batu.

Chris Hedges, yang bertindak selaku kepala biro Timur Tengah The Times
selama bertahun-tahun, menyatakan bagaimana tentara Israel membunuh
anak-anak Palestina tanpa ragu dan menyiksa wanita-wanita yang tak
bersalah dalam sebuah wawancara:

”Saya telah melihat anak-anak ditembak di Sarajevo. Maksud saya,
penembak jitu akan menembaki anak-anak di Sarajevo. Saya telah melihat
tentara kematian membunuh keluarga-keluarga di Aljazair atau El
Salvador. Namun saya tak pernah melihat tentara melecehkan dan
menelanjangi anak-anak dan wanita-wanita seperti ini lalu membunuh
mereka untuk kesenangan.” (Wawancara NPR dengan Chris Hedges).

Renungkanlah fakta-fakta berikut ini: 29% dari orang yang terbunuh
selama Intifadah al-Aqsa berusia di bawah 16 tahun; 60% dari yang
terluka berusia di bawah 18; dan di wilayah tempat bentrokan paling
sering terjadi, paling tidak lima anak terbunuh tiap hari, dan
setidaknya 10 orang terluka.

Namun, mereka tak segan dan tak ada rasa takut sedikitpun di mata mereka
saat melawan tentara-tentara Israel La’natullah hanya dengan
bersenjatakan batu-batu atau kerikil-kerikil kecil yang mereka lemparkan
kearah serdadu-serdadu itu. Perjuangan dan Perlawanan yang mereka
lakukan adalah menegaskan upaya yang terus dilancarkan Zionis Israel
untuk melakukan yahudisasi al Quds melalui berbagai cara, mulai dari
penggusuran dan perampasan tanah, pembangunan unit-unit permukiman baru,
menerapkan penjagaan ketat terhadap kota juga penggalian terowongan dan
masih banyak aksi-aksi kejahatan lainnya yang menyiksa mereka dan
merampas segalanya yang sudah menjadi hak mereka.

Ikhwani wa akhwati fillah…

Perlawanan dan pemberontakan yang mereka lakukan bukan hanya semata-mata
memperjuangkan hak mereka atas tanah kelahirannya melainkan mereka juga
memperjuangkan hak kaum muslimin di dunia, mereka mempertahankan masjis
Al-Aqsha (masjid yang menjadi kiblat pertama umat islam untuk sholat)
untuk tetap tegak berdiri dan tidak tergusur karena akan dibangun ribuan
unit pemukiman di al Quds, Hamas menegaskan, “Kota al Quds akan tetap
(berstatus) Palestina – Arab – Islam, akan tetap dihuni warganya
meskipun berbagai upaya dilakukan untuk mengosongkan kota dari mereka,
sebagai tameng realitas yang akan menjaga kota ini dan membelanya hingga
berhasil dibebaskan ke tangan orang-orang Arab dan kaum muslimin.”

Duhai saudaraku yang kucintai karena Allah….

Tak sadarkah kita bahwa ini adalah salah satu tanda peperangan yang
dimulai oleh orang-orang kafir terhadap kita ??!!. Adakah rasa kasihan
dan marah di hati kita melihat ini semua ??? ataukah kita mengambil
langkah tak ambil pusing atau acuh terhadap kejadian ini ???. Jika kita
tak merasa perlu bersimpati atau bahkan sakit hati dan marah terhadap
tindakan Israel kepada saudara kita di Palestina disana lalu pantaskah
kita dikatakan sebagai seorang muslim ???. Apakah hanya dengan sholat,
puasa dan zakat maka itu berarti keislaman kita sudah sempurna, lalu
puas, bahagia dan meyakini telah mencapai inti islam yang sebenarnya
???. Apakah dengan memandang islam sebagai ajaran spiritual dan akhlak
mulia semata, lalu ketika kita telah rajin berdzikir, rajin bersedekah
dan bisa menjaga hati, itu artinya kita telah menjadi pewaris nabi dan
enggan memikirkan ajaran islam lainnya semisal jihad dan menegakkan
syari’at islam di muka bumi ini ???. TIDAK!! Sekali lagi tentu TIDAK
saudaraku. Bukankah Islam itu sendiri mengajarkan kepada kita bahwa umat
muslim bagaikan satu tubuh jika ada salah satu tubuh kita yang sakit
maka seluruh badanpun akan lemas dan kesakitan. Jika saya boleh
menganalogikan ini seperti “Saat tangan terluka, maka mata akan ikut
menangis.dan disaat mata menangis, tanganlah yang akan menghapus air
mata itu”.

Saudaraku yang kucintai karena cintaku pada Qudwahku (Muhammad)…

Sadarlah bahwa membela dan membantu saudara-saudara kita di Palestina
juga merupakan tugas kita sebagai ummat Islam. Innal muslimiina ikhwatun
(sesungguhnya orang-orang muslim itu bersaudara). Tugas ini bukanlah
tugas sampingan dan bukan juz’iyah (sebagian – sebagian). Bukan pula
tugas yang hanya untuk mencapai tujuan – tujuan terbatas dalam aspek
politik, sosial dan ekonomi yang tumbuh dari nafsu belaka. Tugas ini
bukan hanya untuk satu tempat atau daerah tertentu. Bukan pula terbatas
pada satu bangsa dan tanah air tertentu. Akan tetapi tugas ini merupakan
tugas agung yang meliputi semua sisi kehidupan, demi kebaikan dan
keagungan seluruh ummat muslim di dunia. Sehingga Islam benar – benar
menjadi agama yang mulia dan rahmat bagi semesta alam. ” Dan kami tidak
mengutus engkau (Muhammad) melainkan untuk menjadi rahmat bagi seluruh
alam ” Q.S. Al – anbiya’ (21) : 107). Jika ini bisa kita lakukan maka
barulah bisa disebut bahwa ajaran Islam yang kita laksanakan itu
sempurna. Insya Allah…

Bagaimanapun, semangat jihad akan selalu membara di hati mereka (rakyat
Palestina). Dan tak ada kata pantang mundur selangkahpun untuk
membiarkan Palestina jatuh ketangan bangsa biadab itu (Israel). Di
sanalah, di negeri para syuhada itu, selalu akan merekah mujahid-mujahid
baru dari rahim-rahim mulia wanita Palestina untuk meneruskan
pertempuran mereka sampai tetes darah penghabisan.

Kita tak bisa berperang langsung melawan Zionis Israel namun kita bisa
berjihad melalui harta dan pikiran kita. Berperang tidak harus kontak
fisik tetapi kita bisa berjihad melalui goresan tangan kita walau hanya
satu kalimat. “Palestina adalah bangsa mulia yang harus merdeka dari
penjajahan bangsa Israel yang terkutuk”. Allahu Akbar!!!

Tinggalkan komentar